Selasa, 20 November 2012

TOPENG BENJANG




TOPENG BENJANG


Proses Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rasa keingintahuan dan keprihatinan akan nasib sebuah seni pertunjukan yang nyaris akan punah di tengah masyarakat kita. Sebuah seni pertunjukan yang dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami pasang surut karena perubahan politik, sosial, budaya yang ada di sekelilingnya, yakni seni  Tari Topeng Benjang. Tidak sedikit seni-seni tradisi yang lain pun terhambat perkembangannya karena beberapa faktor misalnya saja tidak berjalannya proses pewarisan secara rutin.

Seni Tari Topeng Benjang merupakan perkembangan dari seni Benjang, seni Benjang itu pun sudah dikenal oleh masyarakat Ujungberung sejak akhir abad ke-19. Sedangkan seni tari Topeng Benjang telah lahir diperkirakan tahun 1940-an,  Benjang Gulat/Gelut diperkirakan tahun 1923, dan Benjang Helaran tahun 1938. Dari ke tiga bentuk seni ini, yang paling memprihatinkan keadannya hingga saat ini adalah seni pertunjukan tari Topeng Benjang. Dan seni Topeng Benjang ini sudah tidak di pergelarkan lagi sejak pertengahan tahun 1970-an.

Salah satu yang melakukan Pertunjukan Topeng Benjang adalah Grup Milang Bentang Ujungberung Bandung untuk yang pertama kalinya yaitu tahun 2011, bertempat di lapangan Alun-Alun Ujungberung. Proses pewarisan dilakukan dengan cara mengadakan latihan rutin, yang dilatih langsung oleh sang Maestro Topeng Benjang yaitu Abah Sutisna kepada 15 orang penerus/pewaris seni topeng Benjang selama 3 bulan proses. Pelaksanaan pewarisan tersebut terdiri dari beberapa tahapan di antaranya : Memperkenalkan, Pelatihan, dan diakhiri dengan Evaluasi.

Untuk selanjutnya saya tampilkan dokumentasi video hasil pergelaran Seni Topeng Benjang,yang dikemas secara utuh lewat kegiatan Pewarisan Seni Topeng Benjang pada tahun 2011.




Kata Kunci : Pertunjukan, Topeng Benjang, Grup Milang Bentang Ujungberung