TOPENG
BENJANG
Proses
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rasa keingintahuan dan keprihatinan akan
nasib sebuah seni pertunjukan yang nyaris akan punah di tengah masyarakat kita.
Sebuah seni pertunjukan yang dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami pasang
surut karena perubahan politik, sosial, budaya yang ada di sekelilingnya, yakni
seni Tari
Topeng Benjang. Tidak sedikit seni-seni tradisi yang lain pun terhambat
perkembangannya karena beberapa faktor misalnya saja tidak berjalannya proses
pewarisan secara rutin.
Seni
Tari Topeng Benjang merupakan perkembangan dari seni Benjang, seni Benjang itu
pun sudah dikenal oleh masyarakat Ujungberung sejak akhir abad ke-19. Sedangkan
seni tari Topeng Benjang telah lahir diperkirakan tahun 1940-an, Benjang Gulat/Gelut diperkirakan tahun 1923, dan
Benjang Helaran tahun 1938. Dari ke tiga bentuk seni ini, yang paling
memprihatinkan keadannya hingga saat ini adalah seni pertunjukan tari Topeng
Benjang. Dan seni Topeng Benjang ini sudah tidak di pergelarkan lagi sejak
pertengahan tahun 1970-an.
Salah
satu yang melakukan Pertunjukan Topeng Benjang adalah Grup Milang Bentang
Ujungberung Bandung untuk yang pertama kalinya yaitu tahun 2011, bertempat di
lapangan Alun-Alun Ujungberung. Proses pewarisan dilakukan dengan cara
mengadakan latihan rutin, yang dilatih langsung oleh sang Maestro Topeng
Benjang yaitu Abah Sutisna kepada 15 orang penerus/pewaris seni topeng Benjang
selama 3 bulan proses. Pelaksanaan pewarisan tersebut terdiri dari beberapa
tahapan di antaranya : Memperkenalkan, Pelatihan, dan diakhiri dengan Evaluasi.
Untuk selanjutnya saya tampilkan dokumentasi video hasil pergelaran Seni Topeng Benjang,yang dikemas secara utuh lewat kegiatan Pewarisan Seni Topeng Benjang pada tahun 2011.
Untuk selanjutnya saya tampilkan dokumentasi video hasil pergelaran Seni Topeng Benjang,yang dikemas secara utuh lewat kegiatan Pewarisan Seni Topeng Benjang pada tahun 2011.
Kata
Kunci : Pertunjukan, Topeng Benjang, Grup
Milang Bentang Ujungberung